Sudah Layakkah Kita Dibebut Sebagai
Kholifatullah Fl Al-Ardl (Wakil Allah Di Muka Bumi)?
Selayaknya untuk kita ketahui untuk apa kita diciptakan dan hidup di muka bumi ini. Kita diciptakan oleh Allah dengan tujuan dan tugas tertentu. Tujuan dan tugas itu tidak lain adalah sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Ketika dihadapkan terhadap tugas kita sebagai khalifah Allah di muka bumi, maka banyak dimensi yang harus kita lakukan untuk memenuhi tugas tersebut. Akan tetapi inti dari semua yang harus dilakukan oleh manusia adalah beribadah kepada Allah
Jadi kita sebagai makhluk ciptaan Allah sekaligus wakil-Nya di bumi ini, harus senantiasa beribadah kapadanya. Ibadah di sini jangan hanya diartikan sebagai ibadah mahdah (hanya melaksanakan rukun Islam yang lima), namun juga ibadah secara sosial.
Terdapat tiga hubungan yang harus dibangun dan dibina dengan baik oleh kita sebagai manusia ciptaan Allah;
1. Membina hubungan yang baik dengan Allah
Kita dikatakan baik ketika kita tahu balas budi. Allah selalu melimpahkan nimat-Nya kepada kita. Betapa besar nikmat yang diberikan kapada kita. Oleh karena itu, kita harus selalu bersyukur atas mikmat yang diberikan kepada kita. Selain itu kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk yang terbatas. Karena itu kita butuh terhadap sesuatu yang tidak terbatas (Allah). Jadi kita harus selalu minta pertolongan kepada-Nya dalam menjalani hidup yang penuh dengan tantangan dan rintangan yang menghadang.
2. Membina hubungan yang baik sesama manusia
Selain hubungan yang baik dengan Allah, kita juga harus membina hubungan yang baik sesama manusia. Kita dikatakan manusia yang baik ketika kita bisa memberi manfaat kapada manusia lain. Tugas kita adalah mengajak sesama kepada yang baik, dan mencegah kejahatan yang terjadi (amar ma’ruf nahi mungkar) serta menciptakan kedamaian dalam masyarakat.
3. Membina hubungan yang baik dengan lingkungan atau alam
Kita harus menyadari bahwa kita butuh terhadap alam. Kita butuh minum dan makan, yang itu semua berasal dari alam. Kita harus menjaga kelestarian alam semesta dan harus menjaga kesimbangannya. Ketika kita bersikap baik terhadap alam, alam juga akan bersifat baik terhadap kita, begitu juga sebaliknya.
Teologi Tuhan Telah Mati, relevankah dengan kondisi Indonesia sekarang?
Melihat masyarakat indonesia yang notabene mayoritas Islam seharusnya tercipta masyarakat yang islami, yaitu masyarakat yang damai dan lingkungan yang sehat. Tapi mengapa banyak kejahatan yang terjadi di negeri yang penduduknya mayoritas Islam ini. Banyak bencana alam terjadi di negeri ini. Yang paling parah adalah pejabat yang katanya juga seorang ulama melakukan korupsi. Apakah orang yang seperti itu dikatakan sebagai orang yang ber-Tuhan?
Kejahatan yang merajalela, korupsi sampai berjama’ah, dan bencana alam terus terjadi di negeri ini. Mengapa hal itu bisa terjadi di negeri yang ber-Tuhan?. Apakah Tuhan telah benar-benar mati dalam masyarakat kita sehingga berani melakukan kejahatan? Dan apakah masyarakat kita sudah tidak sayang lagi terhadap dirinya sehingga berani merusak lingkungan yang berakibat terjadinya bencana alam?
Wallu A’lam.
By: Ahmad Hariyadi
Ketua HMI Ushuluddin 2007-2008
Email: hary_yd@live.com / hary_yd@yahoo.com